Skip to main content

Membaca Borges dan Orang-Utan Abadi

IKAN KUTUK


Oleh: Ahmad Farid Yahya
Dahulu kala sebelum nabi Adam turun ke bumi, kehidupan ini dikuasai oleh ular. Tadinya ular hanya bisa hidup di darat. Tapi karena ratu ular terobsesi ingin menjadi ular tercantik di dunia, akhirnya dia melakukan perjanjian dengan iblis. Dengan meberikan tumbal putrinya sendiri.
Ketika itu yang dipikirkan oleh ratu ular hanyalah kecantikan dan kecantikian. Karena sebelumnya ia belum pernah memiliki seekor anak. Belum tahu rasanya ketika mendapatkan keberkahan seekor bayi ular yang mungil dan menggemaskan. Ia hanya berpikir bahwa kecantikan adalah segalanya.
Meski begitu, perjanjian dengan iblis memiliki kelemahan. Yaitu ketika tubuh ratu ular terkena air, maka tubuhnya akan memiliki sirip seperti ikan. Beberapa kali tubuhnya terkena air dan ratu ular terus mengeringkannya agar tidak terlihat mengerikan.
Pada suatu siang hal buruk pun terjadi, ketika sang ratu hamil.Tibalah waktu ia memberikan tumbal pada iblis. Tapi sang ratu tak mau melakukannya. Kali ini ratu ular pun baru sadar betapa susahnya memberikan anaknya sendiri yang telah dikandungnya sekian lamauntuk dijadikan tumbal, dikorbankan, diserahkan kepada iblis. Ia tak mau melakukannya. Dengan sekuat tenaga ia memberontak dari kecaman iblis. Iblis pun marah dan mengutuk ratu ular. Akhirnya tubuhnya berubah menjadi mermaid ular. Ular yang memiliki sirip dan berwarna hitam gelap yang bisa hidup di dalam air.
Ketika itu anakya lahir dan dititipkan kepada ayahnya, sang raja. Kemudian sang raja  melakukan negosiasi dengan iblis, dan sang ratu mengembara ke air-air tawar agar bisa kapan-kapan bertemu dengan anaknya lagi. Karena dia sudah malu hidup di istana dengan tubuh yang buruk rupa.
Akhirnya keturunan putri ular itu nantinya akan bisa hidup di darat dan di air. Sedangkan sang ratu ular yang kini menjadi mermaid, menikah dengan ikan sepat dan membentuk kerajaan baru di air tawar. Kini semua bangsa memanggil sang ratu ular dengan panggilan ikan kutuk. Karena tubuhnya yang buruk rupa akibat kutukan iblis.
Sedangkan sang raja melakukan perjanjian dengan iblis untuk bernegosiasi agar putrinya tak dijadikan tumbal. Akhirnya kini semua orang memaknai ular adalah simbol iblis.

(Dimuat di antologi cerita anak mahasiswa PBSI UNISDA Lamongan angkatan 2016)

Comments

Popular posts from this blog

Analisis Perbandingan Teks Sastra Cerpen “Sepotong Senja Untuk Pacarku” dan "Jawaban Alina" Karya Seno Gumira Ajidarma dengan Dongeng 1000 Candi (Kajian Sastra Bandingan)

Disusun Oleh: Ahmad Farid Yahya 1. Sinopsis Cerpen “Sepotong Senja Untuk Pacarku” dan "Jawaban Alina" Karya Seno Gumira Ajidarma A. Sinopsis Cerpen Sepotong Senja Untuk Pacarku “Sepotong Senja untuk Pacarku”, sebuah cerpen yang menceritakan sebuah surat berisi sepotong senja yang diberikan oleh seorang laki-laki kepada kekasihnya yang bernama Alina. Di dalam cerpen tersebut dikisahkan bahwa sang tokoh “aku” mengerat sebuah senja di tepi pantai lengkap dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Ia memang sangat ingin memberikan sepotong senja pada kekasihnya. Ia tak mau memberikan banyak kata-kata, karena pada kenyataannya kata-kata sudah tidak berguna. Di dalam cerita itu, sang tokoh “aku” berhasil mengerat sepotong senja yang ditaruh di dalam sakunya. Walaupun setelah senja itu ia potong, tokoh “aku” rela dikejar-kejar oleh polisi karena ia diduga telah mencuri senja dan membuat gempar. Ia menyelip-nyelip dengan kecepatan tingg

Menuliskan Angan-Angan, Menceritakan Pengalaman : sebuah pembacaan atas buku Upacara Penyeretan Jiwa karya Ahmad Farid Yahya

Khoirul Abidin* Dari harapan dan pengalaman, lahirlah sebuah buku Upacara Penyeretan Jiwa (sepilihan cerpen) ini. Serupa kue lapis, sepuluh "pilihan" cerita pendek dalam buku yang terbilang ramping atau tipis ini disajikan dengan berbagai warna; tema. Pada bagian awal penulis seakan mengingatkan, bahwa hidup memang penuh dengan kejutan. Apa-apa yang akan terjadi di hari depan, manusia tiada pernah bisa menebak. Untuk itu, usaha dan doa mesti selalu diselaraskan—mengingat Waktu-lah penentunya. Cinta itu buta dan tuli, lirik Lagu Galau Al Ghazali, barangkali itu yang menuntun tokoh utama dalam cerpen pembuka berjudul "Hanya Aku, dan Seumur Hidup", untuk membunuh kekasih terkasih dengan tangannya sendiri. "Aku mana bisa membiarkanmu dicintai semua orang, diperjuangkan semua orang, dan dimiliki semua orang. Aku hanya ingin kau menjadi milikku ...." Begitulah suara hati lelaki tanpa nama yang terbaca pada halaman 3. Ada kecemasan, ketakutan yang melingkari hati

HMJ PBSI UNISDA LAMONGAN ADAKAN SEMINAR P2K3 SEBAGAI JAWABAN PERTANYAAN "KULIAH SASTRA MAU JADI APA?"

MENULIS SASTRA,  Mengelola Kepribadian Dan Masa Depan Kehidupan. Oleh: Rodli TL. Pandangan Umum Sastra yang merupakan serapan dari kata Shastra, bahasa Sanskerta itu teks bermakna ajaran atau pedoman. Sastra merupakan cipta manusia baik lisan maupun tulisan yang mengandung maksud nilai-nilai kebaikan yang indah dan menarik, diajarkan dari generasi pendahulu ke generasi berikutnya dengan kandungan keindahan. Sebagaimana Sapardi Djoko Damono mengungkapkan bahwa dalam kehidupan sastra menampilkan gambaran realitas sosial yang menurut Suyitno menjadi peristiwa yang imajinatif dan kreatif yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentunya karya sastra merupakan pengalaman ekspresi dan imajinasi seseorang  berupa pikiran, perasaan, semangat dan iman sebagaimana yang diuangkapkan dengan bahasa yang indah. Werren (1989)  mengungkapkan ciri-ciri sastra yaitu: Sebuah ciptaan Luapan emosi Bersifat otonom yang selaras antara bentuk dan isi Menghadirkan sintesis terhadap hal-hal yang bertentang