Skip to main content

Membaca Borges dan Orang-Utan Abadi

Analisis Perbandingan Teks Sastra Cerpen “Sepotong Senja Untuk Pacarku” dan "Jawaban Alina" Karya Seno Gumira Ajidarma dengan Dongeng 1000 Candi (Kajian Sastra Bandingan)

Disusun Oleh: Ahmad Farid Yahya

1. Sinopsis Cerpen “Sepotong Senja Untuk Pacarku” dan "Jawaban Alina" Karya Seno Gumira Ajidarma

A. Sinopsis Cerpen Sepotong Senja Untuk Pacarku
“Sepotong Senja untuk Pacarku”, sebuah cerpen yang menceritakan sebuah surat berisi sepotong senja yang diberikan oleh seorang laki-laki kepada kekasihnya yang bernama Alina. Di dalam cerpen tersebut dikisahkan bahwa sang tokoh “aku” mengerat sebuah senja di tepi pantai lengkap dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Ia memang sangat ingin memberikan sepotong senja pada kekasihnya. Ia tak mau memberikan banyak kata-kata, karena pada kenyataannya kata-kata sudah tidak berguna.

Di dalam cerita itu, sang tokoh “aku” berhasil mengerat sepotong senja yang ditaruh di dalam sakunya. Walaupun setelah senja itu ia potong, tokoh “aku” rela dikejar-kejar oleh polisi karena ia diduga telah mencuri senja dan membuat gempar. Ia menyelip-nyelip dengan kecepatan tinggi bersama mobil Porsche-nya, hingga terjerembab ke dalam gorong-gorong yang baunya amat bacin dan pesing atas saran dari seorang gelandangan.

Di gorong-gorong, ia menemukan banyak anak-anak gelandangan yang matanya sama sekali tidak memancarkan kebahagiaan, hingga ia pun dihadapkan pada sebuah alam lain yang persis sama dengan tempat di mana ia memotong senja. Namun, alam itu terasa sangat berbeda, karena baginya tidak ada manusia, tidak ada tikus, bahkan dinosaurus. Hanya ada senja yang sama indahnya, lantas ia kerat kembali senja itu dengan bentuk lubang seperti kartu pos yang sama seperti senja pertama.

Hingga ia kembali ke atas buminya. Tidak ada lagi polisi. Hanya ada seorang gelandangan yang telah membantunya sedang bermain saksofon. Ia kembali ke mobilnya dan melesat jauh. Ia kembali ke pantai, lantas memasangkan senja dalam gorong-gorong kepada cakrawala tempat senja asli yang pertama kali ia kerat dan pas. Lalu senja yang asli ia masukkan ke dalam sebuah amplop untuk dikirimkan pada kekasihnya, Alina. Lengkap dengan matahari, kepak burung, laut, pantai, dan cahaya keemasan bersama salam kerinduan dari sebuah tempat tersunyi di dunia.

B. Sinopsis Jawaban Alina
Di dalam cerpen kedua ini Alina mengejek usaha Sukab dan meremehkannya karena begitu jengkel. Setelah 10 tahun Alina baru menerima amplop berisi senja tersebut setelah Alina sudah kawin. Di dalam cerpen kedua ini Alina menulis surat jawaban kepada Sukab, tentang keterlambatan amplop tersebut. Lalu Alina membuka amplop berisi senja tersebut dan senjanya keluar beserta laut dan semuanya. Membanjiri dunia. Matahari yang ada dalam amplop tersebut berbenturan dengan matahari yang sudah ada. Dunia menjadi gempar karena lautan dari amplop membanjiri dunia dengan cepat. Tidak ada kota yang selamat. Bumi terendam air dan senja tak kunjung jadi malam gara-gara cinta Sukab yang tak tahu diri. 

2. Dongeng 1000 Candi
Ada dua kerajaan yang bertetangga, Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur, dipimpin oleh Prabu Damar Maya. Ia berputra Raden Bandung Bondowoso (Bandawasa) yang gagah perkasa dan sakti. Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh raksasa pemakan manusia bernama Prabu Baka. Ia dibantu oleh seorang patih bernama Gupala. Meskipun berasal dari bangsa raksasa, Prabu Baka memiliki putri cantik bernama Rara Jonggrang.

Untuk memperluas kerajaan, Prabu Baka menyerukan perang kepada kerajaan Pengging. Pertempuran meletus di kerajaan Pengging. Akibatnya, banyak rakyat Pengging tewas, menderita kelaparan, dan kehilangan harta benda. Demi mengakhiri perang, Prabu Damar Maya mengirimkan putranya untuk menghadapi Prabu Baka. Berkat kesaktiannya, Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupala mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri, kembali ke kerajaan Baka. Ketika sang patih tiba di Keraton Baka, ia segera melaporkan kabar kematian Prabu Baka kepada Putri Rara Jongrang. Sang putri pun meratapi kematian ayahnya.

Setelah kerajaan Baka jatuh ke dalam kekuasaan Pengging, Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu masuk ke dalam Keraton Baka. Pada pertemuan pertamanya dengan Putri Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso langsung terpikat oleh kecantikan sang putri. Ia pun jatuh cinta dan melamar sang putri, tetapi lamarannya ditolak, karena sang putri tidak mau menikahi pembunuh ayahnya dan penjajah negaranya. Karena Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa, akhirnya sang putri bersedia dipersunting, tapi dengan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan. Syarat pertama adalah pembuatan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda. Syarat kedua adalah pembangunan seribu candi hanya dalam waktu satu malam. Bandung Bondowoso menyanggupi kedua syarat tersebut.

Sang pangeran berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda berkat kesaktiannya. Setelah sumur selesai, Rara Jonggrang berusaha memperdaya sang pangeran agar bersedia turun ke dalam sumur dan memeriksanya. Setelah Bandung Bondowoso turun, sang putri memerintahkan Gupala untuk menutup dan menimbun sumur dengan batu. Akan tetapi, Bandung Bondowoso berhasil keluar dengan cara mendobrak timbunan batu berkat kesaktiannya. Bondowoso sempat marah. Namun segera tenang karena kecantikan dan bujuk rayu sang putri.

Kutukan Rara Jonggrang
Untuk mewujudkan syarat kedua, sang pangeran memanggil makhluk halus, jin, setan, dan dedemit dari perut Bumi. Dengan bantuan makhluk halus ini, sang pangeran berhasil menyelesaikan 999 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa seribu candi sudah hampir rampung, sang putri berusaha menggagalkan tugas Bondowoso. Ia membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi. Ia juga memerintahkan agar gundukan jerami dibakar di sisi timur. Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke perut Bumi. Akibatnya, hanya 999 candi yang berhasil dibangun sehingga usaha Bandung Bondowoso gagal. Setelah mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang agar menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir.

Menurut kisah ini, situs Ratu Baka di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka, sedangkan 999 candi yang tidak rampung kini dikenal sebagai Candi Sewu, dan arca Durga  di ruang utara candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu dan tetap dikenang sebagai Lara Jonggrang yang berarti "gadis yang ramping".

3. Perbandingan:
1. Pengorbanan Tokoh Utama Pria

Data teks sastra trilogi alina
"Barangkali senja ini bagus untukmu," pikirku. Maka kupotong senja itu sebelum terlambat, kukerat pada empat sisi lantas kumasukkan ke dalam saku. Dengan begitu keindahan itu bisa abadi dan aku bisa memberikannya padamu. (hlm 6)

Data dongeng 1000 candi
Untuk mewujudkan syarat kedua, sang pangeran memanggil makhluk halus, jin, setan, dan dedemit dari perut Bumi. Dengan bantuan makhluk halus ini, sang pangeran berhasil menyelesaikan 999 candi. (wikipedia)


Analisis: Dua kisah di atas memiliki kesamaan dan sekaligus perbedaan. Pada alur "Sepotong Senja Untuk Pacarku", dan "Jawaban Alina" Menunjukkan bahwa Sukab melakukan sebuah pengorbanan, sama dengan Bandung Bondowoso yang membangun Candi untuk Roro Jonggrang. Bedanya, Sukab memotong senja lalu dimasukkan ke dalam sebuah amplop dan dikirimkan ke Alina. Bandung Bondowoso membangun Candi karena itu merupakan sebuah syarat dari Roro Jonggrang, sedangkan Sukab melakukannya karena ia tulus mencintai Alina.

2. Tokoh Utama Perempuan Tidak Menyukai Tokoh Utama Pria

Data teks sastra trilogi alina
Sukab yang malang, goblok, dan menyebalkan,

Kamu tahu apa yang terjadi sepuluh tahun kemudian? Tukang pos itu tiba di depan rumah kami. Ya, rumah kami. Setelah sepuluh tahun banyak yang terjadi dong Sukab, misalnya bahwa aku kemudian kawin, beranak pinak, dan bahagia. Jangan kaget. Dari dulu aku juga tidak mencintai kamu Sukab. Dasar bego. Dikasih isyarat tidak mau mengerti. Sekali lagi, aku tidak mencintai kamu. (hlm 23)

Data dongeng 1000 candi
Pada pertemuan pertamanya dengan Putri Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso langsung terpikat oleh kecantikan sang putri. Ia pun jatuh cinta dan melamar sang putri, tetapi lamarannya ditolak, karena sang putri tidak mau menikahi pembunuh ayahnya dan penjajah negaranya. (wikipedia)


Analisis: Alina tidak mencintai Sukab. Begitu juga dengan Roro Jonggrang yang tidak mencintai pembunuh ayahnya, yaitu Bandung Bondowoso.




3. Malapetaka di Akhir Cerita

Data teks sastra trilogi alina
Setelah amplop itu kubuka dan senja itu keluar, matahari yang terbenam dari senja dalam amplop itu berbenturan dengan matahari yang sudah ada. Langit yang biru bercampur aduk dengan langit kemerah-merahan yang terus menerus berkeredap menyilaukan karena cahaya keemas-emasan yang menjadi semburat tak beraturan. Senja yang seperti potongan kue menggelegak, pantai terhampar seperti permadani di atas bukit kapur, lautnya terhempas langsung membanjiri bumi dan menghancurkan segala-galanya. (hlm 24)

Data dongeng 1000 candi
Setelah mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang agar menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir. (wikipedia)

Analisis: Di akhir kisah, sama-sama terjadi malapetaka. Pada teks sastra "Jawaban Alina" disebutkan bahwa amplop yang berisi senja itu dibuka oleh Alina dan matahari dari dalam amplop tersebut keluar lalu bertabrakan dengan matahari yang asli. Laut dari dalam amplop juga membanjiri dunia. Sedang di dongeng 1000 candi, malapetaka tersebut menimpa pada diri Roro Jonggrang pribadi yang dikutuk oleh Bandung Bondowoso menjadi candi.

Comments

Popular posts from this blog

Menuliskan Angan-Angan, Menceritakan Pengalaman : sebuah pembacaan atas buku Upacara Penyeretan Jiwa karya Ahmad Farid Yahya

Khoirul Abidin* Dari harapan dan pengalaman, lahirlah sebuah buku Upacara Penyeretan Jiwa (sepilihan cerpen) ini. Serupa kue lapis, sepuluh "pilihan" cerita pendek dalam buku yang terbilang ramping atau tipis ini disajikan dengan berbagai warna; tema. Pada bagian awal penulis seakan mengingatkan, bahwa hidup memang penuh dengan kejutan. Apa-apa yang akan terjadi di hari depan, manusia tiada pernah bisa menebak. Untuk itu, usaha dan doa mesti selalu diselaraskan—mengingat Waktu-lah penentunya. Cinta itu buta dan tuli, lirik Lagu Galau Al Ghazali, barangkali itu yang menuntun tokoh utama dalam cerpen pembuka berjudul "Hanya Aku, dan Seumur Hidup", untuk membunuh kekasih terkasih dengan tangannya sendiri. "Aku mana bisa membiarkanmu dicintai semua orang, diperjuangkan semua orang, dan dimiliki semua orang. Aku hanya ingin kau menjadi milikku ...." Begitulah suara hati lelaki tanpa nama yang terbaca pada halaman 3. Ada kecemasan, ketakutan yang melingkari hati

Upacara Penyeretan Jiwa : Sepilihan Cerpen Ahmad Farid Yahya