Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2020

Membaca Borges dan Orang-Utan Abadi

Seorang Bocah yang Menyaksikan Kematian

Akhirnya. Novel pertama saya yang saya tulis sejak 2014 telah keluar dari kamar. Barangkali bukan pertama juga karena 2012 pun saya pernah menulis sebuah novel meski menyerah dan saya hapus. Novel dengan judul "Takut Mati" yang proses penulisannya menghabiskan waktu sekitar 2 tahun. Karena pada waktu itu saya masih ragu apakah saya bisa menyelesaikan sebuah karya buku? Rasanya seperti naik gunung ( summit ) cuma berdua dengan temanmu yang sama itu juga pengalaman pertamanya naik gunung. Banyak berhenti di tengah-tengah, dan berpikir ulang. Gimana , diteruskan? Susah loh. Setelah selesai di 2016, naskah kemudian saya kirim ke penerbit. Sebuah novel yang saya tulis selama 2 tahun, belum 5 menit saya kirim email ke penerbit, sudah dapat balasan email, "Maaf, naskah Anda belum bisa kami terbitkan karena ejaannya tak keruan." Tapi anehnya saya terus saja menulis. Dan di 2019 akhir saya baru sempat menyunting ulang naskah novel ini. Merombak habis-

Hubbul Wathon Minal Iman

Oleh: Ahmad Farid Yahya Kenapa juga harus ada upacara hari santri begini. Ngantuk sudah. Sebangun tidur langsung salat subuh dan ngaji, kenapa masih harus ditambah upacara. Kayak anak sekolahan saja. Kan lebih baik aku sembunyi saja di gudang belakang. Ini rahasia. Beberapa hari lalu ketika aku bolos ngaji subuh, di gudang belakang itu, mengejutkan sekali. Kau pasti tak akan pernah menyangka. Bahwa di lantai gudang belakang ada sebuah pintu yang mengarah ke ruangan bawah tanah. Bangunan pesantren ini memang kuno. Sangat mungkin kalau itu adalah ruangan rahasia sisa zaman perang dulu. Di ruangan itu banyak sekali buku. Gila. Bahkan buku di perp u stakaan pesantren kalah banyak dengan yang ada di ruangan itu. Kau pasti tak akan menyangka kalau aku menemukan buku-buku dengan judul "Max Havelaar", "Das Kapital", buku-buku karya Jalaluddin Rumi, dan banyak sekali buku langka lainnya yang bahkan tak ada di pasaran. Kebanyakan buku di sana tentan

Wanita Tidak Melulu Perihal Skincare-Skincare-nya Saja

Resensi oleh: Ahmad Farid Yahya Judul Buku: Wanita Tidak Selalu Perihal Cantik-Cantiknya Saja Penulis: Zehan Zareez Penerbit: CV KANAKA MEDIA ISBN: 978-623-7569-99-2 Cetakan 1: Januari 2020 Tebal: 133 halaman; A5 Harga: Rp45.000,- *** Penampakan Fisik Wanita Tidak Selalu Perihal Cantik-Cantiknya Saja . Sebuah buku dengan desain cover yang ciamik . Terlihat dengan samar ada sesosok perempuan--yang barangkali perempuan Jawa--sedang duduk. Dengan kombinasi warna yang tidak terlalu cerah dan gradasi yang lembut membuat cover buku ini terlihat keren. Selain itu, di dalam buku ini juga bertebaran ilustrasi karya ilustrator Nayeek yang menambah kesan imajinatif, dan barangkali puitis. Buku ini memakai kertas bookpaper  dengan ketebalan 80gsm. Bisa dikatakan jarang ada buku kekinian yang memilih jenis kertas isi dengan ukuran yang cukup tebal. Ketebalan kertas ini akan terasa ketika kita membalik halaman buku. Dengan font yang tak terlalu kecil dan spasi yang lumayan renggang, buku ini ta

IKAN KUTUK

Oleh: Ahmad Farid Yahya D ah ulu kala sebelum nabi A dam turun ke bumi , kehidupan ini dikuasai oleh ular. Tadinya ular hanya bisa hidup di darat. T api karena ratu ular terobsesi ingin menjadi ular tercantik di dunia , akhirnya dia melakukan perjanjian d engan iblis. D en g an meberikan tumbal putrinya sendiri . Ketika itu yang dipikirkan oleh ratu ular hanyalah kecantikan dan kecantikian. Karena sebelumnya ia belum pernah memiliki seekor anak. Belum tahu rasanya ketika mendapatkan keberkahan seekor bayi ular yang mungil dan menggemaskan. Ia hanya berpikir bahwa kecantikan adalah segalanya. Meski begitu, perjanjian dengan iblis memiliki kelemahan. Yaitu ketika tubuh ratu ular terkena air, maka tubuhnya akan memiliki sirip seperti ikan. Beberapa kali tubuhnya terkena air dan ratu ular terus mengeringkannya agar tidak terlihat mengerikan. Pada suatu siang hal buruk pun terjadi , ketika sang ratu hamil.Tibalah waktu ia memberikan tumbal pada iblis. Tapi

Sengketa Mayat

Oleh: Ahmad Farid Yahya "Mbah, bukankah itu wilayah desa kita? Kenapa kampung sebelah yang merayakan segala halnya? Bagaimana juga dengan batas-batas itu, apakah semua taman, sawah, juga jalan raya yang kita mohonkan perbaikannya kepada Pak Bupati itu juga wilayah kampung sebelah?" "Nak, kuceritai kau tentang masa silam kampung ini dan desa sebelah itu. Dan tentang kenapa taman itu jadi wilayah kampung sebelah. Padahal di situ adalah sawah-sawah orang kampungmu ini juga." *** Dahulu kala saat kampung ini baru berdiri, ditemukan mayat di barat sana. Pada sebuah wilayah yang entah masuk wilayah kampung mana. Mayat yang membusuk itu dikerumuni banyak sekali orang, parahnya tak ada yang mau mengurus dan menguburnya. Terlebih warga kampung kita yang memang keras kepala. Mereka membiarkan mayat itu. Setelah buntu tanpa titik temu, akhirnya dibuat sebuah kesepakatan. Barang siapa, warga kampung mana yang mau mengurus mayat tersebut, maka wilayah per

Chairil Anwar Inspirasiku

Chairil Anwar, sastrawan besar Indonesia yang lahir pada tanggal 26 Juli. Ia masih hidup sampai sekarang, meskipun ia telah meninggal lama sekali. Tapi seperti baris sajaknya "Aku mau hidup seribu tahun lagi", Chairil masih hidup dalam hati para penggemarnya. Sampai saat ini, sampai seribu tahun lagi. Chairil Anwar adalah orang yang menginspirasiku untuk jadi sastrawan. Berawal di kelas 7 SMP saat kemah di kaki gunung Kelud Kediri. Ada tugas lomba baca puisi "Aku" dan harus puisi "Aku" karya si binatang jalang itu. Aku bingung kenapa harus puisi itu? Siapa sih dia? Apa spesialnya puisi itu dibanding puisi-puisi lain yang begitu banyaknya. Lalu saat kelas 8, pada pelajaran Bahasa Indonesia, puisi itu diulas lagi, dijadikan tugas lagi. Disuruh mencari puisinya Chairil Anwar yang berjudul Aku. Akhirnya kubongkar laci buku kakakku untuk mencari buku berjudul "Aku" itu. Kutemukan buku yang berjudul Aku Ini Binatang Jalang. Kuba

HMJ PBSI UNISDA LAMONGAN ADAKAN SEMINAR P2K3 SEBAGAI JAWABAN PERTANYAAN "KULIAH SASTRA MAU JADI APA?"

MENULIS SASTRA,  Mengelola Kepribadian Dan Masa Depan Kehidupan. Oleh: Rodli TL. Pandangan Umum Sastra yang merupakan serapan dari kata Shastra, bahasa Sanskerta itu teks bermakna ajaran atau pedoman. Sastra merupakan cipta manusia baik lisan maupun tulisan yang mengandung maksud nilai-nilai kebaikan yang indah dan menarik, diajarkan dari generasi pendahulu ke generasi berikutnya dengan kandungan keindahan. Sebagaimana Sapardi Djoko Damono mengungkapkan bahwa dalam kehidupan sastra menampilkan gambaran realitas sosial yang menurut Suyitno menjadi peristiwa yang imajinatif dan kreatif yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentunya karya sastra merupakan pengalaman ekspresi dan imajinasi seseorang  berupa pikiran, perasaan, semangat dan iman sebagaimana yang diuangkapkan dengan bahasa yang indah. Werren (1989)  mengungkapkan ciri-ciri sastra yaitu: Sebuah ciptaan Luapan emosi Bersifat otonom yang selaras antara bentuk dan isi Menghadirkan sintesis terhadap hal-hal yang bertentang