Jadi gini,--kenapa aku bisa tiba-tiba jadi penulis. Sebenarnya ini bermula sejak SMP. Sewaktu kemah di kaki gunung Kelud, kelas 7. Ada lomba baca puisi "Aku" karya Chairil Anwar. aku penasaran kenapa puisi itu dilombakan, dan hanya puisi itu, tak ada pilihan puisi lain. kemudian saat kelas 8 puisi itu diajarkan lagi. kenapa puisi itu? Chairil Anwar ini siapa? ternyata baru sewaktu kuliah pendidikan aku tahu kalau yang begitu itu namanya kurikulum. Mungkin karena guru tak mencari referensi puisi lain, atau entahlah. Kemudian ketika kelas 10 aliyah, 2012, aku sering menulis puisi di halaman belakang buku. Bisa jadi bukan karena aku puitis, lebih karena aku alay . Coba kita ulur semuanya dulu. Bayangkan, era 2011-2012 adalah masa di mana kita menulis huruf dengan kombinasi angka--yang begitu menjijikan--dan sekarang kita kesusahan baca tulisan era 2011-2012 itu. Ya, masa alay , setingkat di atas pubertas, adalah masa yang sangat produktif. Mencari hal-hal baru, mungk...
Media yang membahas segala hal tentang sastra dan kepenulisan.